Ada seorang kakek tua yang sedang duduk bersama anaknya yang sudah mapan di teras..
Kakek itu menunjuk ke danau sambil bertanya kepada anaknya
“nak, itu burung yang bersayap putih burung apa??” Tanya sang ayah.
Sang anak menjawab “Itu burung bangau yah..”
Tak lama kemudian sang kakek bertanya lagi
“nak, burung yang sedang berduaan itu burung ap??” Tanya Sang ayah.
Sang anak menjawab dengan Marah..
“itu Juga sama.., Itu burung Bangau yah..”
Sang ayah terdiam…
Lalu sang ayah bertanya lagi..
“nak, Burung yang terbang itu burung ap??”
Dengan kesal sang anak menjawab
“itu Burung bangau, semua burung di danau itu burung bangau, masa ayah tidak tahu!!”
Lalu sang ayah pun terdiam , tertunduk dan menangis…
“Dulu, 30 tahun lalu kau bertanya hal yang sama sebanyak 20x, dan aku terus menjawabnya dengan kesabaran. Sekarang aku hanya bertanya padamu 3x dan kamu telah membentakku 2x
Disaat daku tua, bukan lagi diriku yang dulu
Maklumilah diriku, bersabarlah dalam menghadapiku.
Disaat daku menumpahkan kuah sayuran di bajuku,
Disaat daku tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu,
Ingatlah saat – saat bagaimana daku mengajarimu.
Membimbingmu untuk melakukannya.
Disaat daku dengan pikunnya mengulangi terus menerus ucapan yang membosankan mu,
Bersabarlah mendengarkanku, jangan memotong ucapanku,
Dimasa kecilmu, daku harus mengulang dan mengulang terus sebuah cerita yang telah saya ceritakan ribuan kali, hingga dirimu terbuai dalam mimpi.
Disaat daku membutuhkanmu untuk memandikanku,
Janganlah menyalahkanku, ingatkah dimasa kecilmu?
Bagaimana daku dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi?
Disaat daku kebingungan menghadapi hal – hal baru dan teknologi modern,
Janganlah menertawaiku.
Renungkanlah bagaimana daku dengan sabarnya menjawab setiap “mengapa” yang engkau ajukan pada saat itu.
Disaat kedua kakiku terlalu lemah untuk berjalan,
Ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahku.
Bagaikan di masa kecilmu daku menuntunmu melangkahkan kaki untuk belajar berjalan.
Disaat daku melupakan topik pembicaraan kita,
Berilah sedikit waktu padaku untuk mengingatnya.
Sebenarnya, topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagiku, asalkan engkau berada disisiku untuk mendengarkanku, daku telah berbahagia.
Disaat engkau melihat diriku menua, janganlah bersedih
Maklumilah diriku, dukunglah daku,
Bagaikan daku terhadapmu
Disaat engkau mulai belajar tentang kehidupan.
Dulu daku menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini,
Kini temanilah daku hingga akhir jalan hidupku.
Berilah daku cinta kasih dan kesabaranmu.
Daku akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur.
Di dalam senyumku ini, tertanam kasihku yang tak terhingga padamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Masukkan tanggapan kamu tentang artikel ini