lihat label kepribadian

Label

Sabtu, 25 Juni 2011

sedikit kisah kasih seorang ibu

ibuku hanya punya satu mata. aku benci dia... dia sangat memalukan.
dia menjual gorengan di sekolah, katanya sih demi keluarga.
dahulu, saat aku di Sekolah Dasar, ibu pernah datang menghampiriku di sekolah untuk menyapaku.
aku benar-benar malu, bagaimana bisa ia melakukan ini semua padaku?!
aku tidak menghiraukannya, memandangnya penuh kebencian lalu pergi menjauh.

keesokan harinya di sekolah, salahsatu teman sekelasku bilang, "eeeeh, ibumu cuma punya satu mata!"
aku benar-benar tidak ingin berada di sana saat itu, dan berharap ibuku menghilang saja.

akhirnya aku memberanikan diri bilang pada ibu, "kalau Ibu ingin melihat aku senang, kenapa ibu tidak pergi saja dari sini!?"
ibuku tidak merespon...

aku bahkan tidak sedikit pun berhenti memikirkan perkataan ku barusan dan berharap ia mendengarnya: itu karena aku benar-benar dipenuhi kemarahan
aku tidak memedulikan perasaannya.
aku ingin segera pergi dari rumah itu dan tidak berurusan lagi dengannya.

lalu akupun belajar dengan giat, berusaha keras hingga akhirnya bisa seperti sekarang ini.
akupun menikah, dan membeli rumah jauh dari tempat tinggalku dulu untukku tempati bersama istri dan anakku.

hingga suatu hari, ibuku datang mengunjungiku, entah bagaimana caranya ia bisa menemukanku yang sangat lama tidak berhubungan dengannya.
ia bahkan belum pernah melihat cucunya.
saat ia beridiri di depan pintu, anakku menertawakannya, akupun berteriak padanya karena telah datang tanpa diundang.
"Beraninya kau datang ke sini dan menakuti anakku! pergi dari sini!"

mendengar itu ibuku menjawab dengan tenang,
"maafkan saya, mungkin saya salah alamat." lalu dia pergi menghilang dari pandangan.

suatu hari, sebuah surat undangan reuni sekolah tiba di rumahku. jadi berbohong pada istriku, dan bilang akan pergi untuk urusan bisnis.
setelah reuni itu, hanya karena rasa ingin tahu, aku mengunjungi gubuk tua tempatku hidup di masa kecil dulu.
kemudian bekas tetanggaku bilang bahwa ibuku baru saja meninggal.
setetes air mata pun tidak ada yang keluar dari mataku,
mereka memberikanku sebuah surat yang katanya ditulis ibu untukku :


"Anakku tersayang,

aku memikirkanmu setiap waktu. maafkan ibu karena telah datang ke rumahmu dan membuat anakmu takut.
aku sangat senang mendengar kamu datang ke reuni itu.
tapi aku bahkan tak mampu bangkit dari ranjang untuk menemuimu.
maaf juga karena aku selalu membuatmu malu.

kamu pasti tidak ingat... saat kamu kecil dulu, kamu mengalami kecelakaan dan kehilangan salah satu matamu.
sebagai seorang ibu, aku tak akan tahan melihatmu tumbuh dengan hanya satu mata.
jadi aku berikan punyaku.

aku sangat bangga untukmu yang telah melihat dunia yang indah ini untukku, di tempatku, dengan mata itu.
dengan cintaku untukmu

Ibumu"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukkan tanggapan kamu tentang artikel ini