lihat label kepribadian

Label

Sabtu, 26 November 2011

Si pemalu yang mengubah dunia

Charles Monroe Schulz adalah anak yang pemalu. Namun ia suka menggambar. Anjingnya, Spike, suka makan segala benda. Lalu ia menggambarnya dan diberi nama Sparky. Gambar anjing inilah yang mengantarkannya pada ketenaran.


Schulz lahir pada 26 November 1922 di Minneapolis, Minnesota, AS. Ia anak tunggal pasangan Carl Schulz (Jerman) dan Dena Halverson (Norwegia). Keluarga ini punya seekor anjing yang punya kebiasaan aneh yaitu suka memakan pin, paku payung, dan bahkan pisau cukur. Entah seperti apa cerita anjing itu dengan kebiasaan buruknya itu. Namun begitu anehnya sampai Schulz rajin menggambarnya dalam bentuk kartun Sparky. Tak hanya itu ia pun memotret anjing itu dan mengirimkannya ke Ripley Believe It or Not, dan dimuat dengan judul "A hunting dog that eats pins, tacks and razor blades is owned by C. F. Schulz, St. Paul, Minn."

Sampai sejauh itu tak ada pengaruhnya pada Schulz kecil. Ia tetap anak pemalu. Ibunya selalu mendorong agar ia tumbuh jadi anak pemberani. Suatu kali ibunya meminta Schulz memberikan hadiah valentine pada setiap temannya di kelas. Saat itu ia masih duduk di bangku kelas dua sekolah dasar. Namun karena malu memberikannya hadiah itu justru kembali dibawa pulang oleh Schulz. Ketika di SMA Schulz masih tetap pemalu. Suatu kali sekolahnya aka membuat buku tahunan sekolah. Schulz mengirimkan hasil karyanya berupa kartun Sparky. Sayangnya kartun itu ditolak.

Kariernya sebagai kartunis dimulai setelah menjalani wajib militer dengan menjadi guru mata pelajaran menggambar. Selain dari itu ia juga suka mengirim gambar kartunnya ke sejumlah majalah. Ia bahkan mendapat kontrak dari majalah Li'l Folks. Pada saat itu gambar komik stripnya bercerita banyak hal dengan setting tiga orang anak dengan judul Charlie Brown. Setelah Li'l Folks bangkrut ia mencari media lain sampai dikontrak sindikasi media yang memiliki banyak koran sehingga komiknya dimuat di delapan media sekaligus pada tahun 1950-an yaitu di The Washington Post, The Chicago Tribune, The Minneapolis Tribune, The Allentown Call-Chronicle, The Bethlehem Globe-Times, The Denver Post, The Seattle Times, dan The Boston Globe. Namun ia kurang setuju dengan nama serial harian berjudul Peanuts. Meski begitu ia tetap produktif membuat Peanuts.

Yang menarik, Schulz mulai sering memberi peran pada anjingnya, Sparky (yang dalam komiknya disebutkan milik Charlie Brown), untuk muncul di berbagai edisi. Bahkan kemudian justru gambar Sparky itulah yang tampak khas dan memberi identitas sendiri bagi karya Schulz. Tahun 1960-an peran Sparky yang kemudian diberi nama Snoopy makin jelas. Sejak saat itulah petualangan Charlie Brown dan Snoopy dimulai.

***

Sekarang siapa yang tak kenal Snoopy, anjing lucu yang digambarkan dengan kepala besar itu? Snoopy sekarang menjadi karakter kartun yang laku secara komersial dan diadopsi lisensinya untuk berbagai keperluan. Begitu mewabahnya karakter Snoopy ini hingga gambar, patung, boneka, dan lainnya mudah ditemukan di berbagai benda di dunia.

Tengok sebarannya. Komik strip Peanuts telah dimuat di 2.600 surat kabar dengan jumlah pembaca sebanyak 355 juta di 75 negara pada saat puncak kejayaannya. Komik itu juga diterjemahkan ke dalam 21 bahasa. Peanuts juga menjadi komik strip yang paling berpengaruh di dunia hingga kini. Ini memberikan pendapatan pada Schulz sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 9 triliun. Dan begitu terkenalnya Schulz dengan karakter Charlie Brown dan terutama Snoopy-nya, sekolah SMA yang dulu menolak gambar Sparky pun kini malah memajang patung Snoopy di depan sekolahnya untuk menandakan bahwa sang pemalu Charles Monroe Schulz yang mengubah dunia itu pernah sekolah di sana. Luar biasa!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukkan tanggapan kamu tentang artikel ini