lihat label kepribadian

Label

Senin, 08 Februari 2010

Perjuangan Malaikat Kecil



Kisah tentang
seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang
indah dan hati yang lugu polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan
hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Satu kata
terakhir yang ia tinggalkan adalah saya pernah datang dan saya sangat
penurut.
Anak
ini rela melepasakan pengobatan, padahal sebelumnya dia telah memiliki
dana pengobatan sebanyak 540.000 dolar yang didapat dari perkumpulan
orang Chineseseluruh dunia. Dan membagi dana tersebut menjadi tujuh
bagian, yang dibagikan kepada tujuh anak kecil yang juga sedang
berjuang menghadapi kematian. Dan dia rela melepaskan pengobatannya.
Begitu lahir dia sudah tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya.
Dia
hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30
tahun yang bertempat tinggal di provinsi She Cuan kecamatan Suang Liu,
kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chun Er Cu. Karena miskin, maka selama ini ia
tidak menemukan pasangan hidupnya. Kalau masih harus mengadopsi anak
kecil ini, mungkin tidak ada lagi orang yang mau dilamar olehnya. Pada
tanggal 30 November 1996, tgl 20 bln 10 imlek, adalah saat dimana
papanya menemukan anak kecil tersebut diatas hamparan rumput, disanalah
papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat
menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil tertulis, 20 Novemberjam 12.
Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah.
Papanya
berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan
sajabayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi
tersebut, dengan menghela nafas dan berkata, "saya makan apa, maka kamu
juga ikut apa yang saya makan". Kemudian papanya memberikan dia nama Yu
Yan.
Ini
adalah kisah seorang pemuda yang belum menikah yang membesarkan seorang
anak, tidak ada Asi dan juga tidak mampu membeli susu bubuk, hanya
mampu memberi makan bayi tersebut dengan air tajin (air beras). Maka
dari kecil anak ini tumbuh menjadi lemah dan sakit-sakitan. Tetapi anak
ini sangat penurut dan sangat patuh. Musim silih berganti, Yu Yuan pun
tumbuh dan bertambah besar serta memiliki kepintaran yang luar biasa.
Para tetangga sering memuji Yu Yuan sangat pintar, walaupun dari kecil
sering sakit-sakitan dan mereka sangat menyukai YuYuan. Ditengah
ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa.
Yu
Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa, mulai dari umur lima
tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah. Mencuci
baju, memasak nasi dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan
baik. Dia sadar dia berbeda dengan anak-anak lain. Anak-anak lain
memiliki sepasang orang tua, sedangkan dia hanya memiliki seorang papa.
Keluarga ini hanya mengandalkan dia dan papa yang saling menopang. Dia
harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa
menjadi sedih dan marah.
Pada
saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sudah sangat mengerti, harus
giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang bisa membuat
papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya. Dia tidak
pernah mengecewakan papanya, dia pun bernyanyi untuk papanya. Setiap
hal yang lucu yang terjadi di sekolahnya di ceritakan kepada papanya.
Kadang-kadang dia bisa nakal dengan mengeluarkan soal-soal yang susah
untuk menguji papanya.
Setiap
kali melihat senyuman papanya, dia merasa puas dan bahagia. Walaupun
tidak seperti anak-anak lain yang memiliki mama, tetapi bisa hidup
bahagia dengan papa, ia sudah sangat berbahagia.
Mulai
dari bulan Mei 2005 Yu Yuan mulai mengalami mimisan. Pada suatu pagi
saat Yu Yuan sedang mencuci muka, ia menyadari bahwa air cuci mukanya
sudah penuh dengan darah yang ternyata berasal dari hidungnya. Dengan
berbagai cara tidak bisa menghentikan pendarahan tersebut. Sehingga
papanya membawa Yu Yuan ke puskesmas desa untuk disuntik. Tetapi
sayangnya dari bekas suntikan itu juga mengerluarkan darah dan tidak
mau berhenti. Dipahanya mulai bermunculanbintik- bintik merah. Dokter
tersebut menyarankan papanya untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakituntuk diperiksa. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapatkan
nomor karena antrian sudah panjang. Yu Yuan hanya bisa duduk sendiri
dikursi yang panjang untuk menutupi hidungnya. Darah yang keluar dari
hidungnya bagaikan air yang terus mengalir dan memerahi lantai. Karena
papanya merasa tidak enak kemudian mengambil sebuah baskom kecil untuk
menampungdarah yang keluar dari hidung Yu Yuan. Tidak sampai sepuluh
menit, baskom yang kecil tersebut sudah penuh berisi darah yang keluar
dari hidung Yu Yuan.
Dokter
yang melihat keadaaan ini cepat-cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa.
Setelah diperiksa, dokter menyatakan bahwa Yu Yuan terkena Leukimia
ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal yang memerlukan biaya
sebesar 300.000 $. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring
lemah di ranjang. Papanya hanya memiliki satu niat yaitu menyelamatkan
anaknya. Dengan berbagai cara meminjam uang kesanak saudara dan teman
dan ternyata, uang yang terkumpul sangatlah sedikit. Papanya akhirnya
mengambil keputusan untuk menjual rumahnya yang merupakan harta satu
satunya. Tapi karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat
tidak bisa menemukan seorang pembeli.
Melihat
mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus. Dalam hati
Yu Yuan merasa sedih. Pada suatu hari Yu Yuan menarik tangan papanya,
air mata pun mengalir dikala kata-kata belum sempat terlontar. "Papa
saya ingin mati".Papanya dengan pandangan yang kaget melihat Yu Yuan,
"Kamu baru berumur 8 tahunkenapa mau mati". "Sayaadalah anak yang dipungut, semua orang berkata nyawa saya tak berharga,
tidaklah cocok dengan penyakit ini, biarlah saya keluar dari rumah
sakit ini."
Pada
tanggal 18 juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf,
menandatangani surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur
delapan tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan
pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang kerumah, Yu Yuan
yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, hari itu meminta dua
permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu
Yuanberkata kepada papanya: "Setelah saya tidak ada, kalau papa
merindukan saya lihatlah melihat foto ini". Hari kedua, papanyamenyuruh
bibi menemani Yu Yuan pergi ke kota dan membeli baju baru. Yu Yuan
sendirilah yang memilih baju yang dibelinya. Bibinya memilihkan satu
rok yang berwarna putih dengan corak bintik-bintik merah. Begitu
mencoba dan tidak rela melepaskannya. Kemudian mereka bertiga tiba di
sebuah studio foto. Yu Yuan kemudia memakai baju barunya dengan pose
secantik mungkin berjuang untuk tersenyum. Bagaimanapun ia berusaha
tersenyum, pada akhirnya juga tidak bisa menahan air matanya yang
mengalir keluar. Kalau bukan karena seorang wartawan Chuan Yuan yang
bekerja di surat kabarCheng Du Wan Bao, Yu Yuan akan seperti selembar daun yang lepas dari pohon dan hilang ditiup angin.
Setelah
mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, Chuan Yuan kemudian
menuliskan sebuah laporan, menceritakan kisah Yu Yuan secara detail.
Cerita tentang anak yg berumur 8 tahun mengatur pemakamakannya sendiri
dan akhirnya menyebar keseluruh kota Rong Cheng. Banyak orang-orang
yang tergugah oleh seorang anak kecil yang sakit ini, dari ibu kota
sampai satu Negarabahkan sampai keseluruh dunia. Mereka mengirim email ke seluruh dunia
untuk menggalang dana bagi anak ini". Dunia yang damai ini menjadi
suara panggilan yang sangat kuat bagi setiap orang.
Hanya
dalam waktu sepuluh hari, dari perkumpulan orang Chinese didunia saja
telah mengumpulkan 560.000 dolar. Biaya operasi pun telah tercukupi.
Titik kehidupan Yu Yuan sekali lagi dihidupkan oleh cinta kasih semua
orang.




Setelah
itu, pengumuman penggalangan dana dihentikan tetapi dana terus mengalir
dari seluruh dunia. Dana pun telah tersedia dan para dokter sudah ada
untuk mengobati Yu Yuan. Satu demi satu gerbang kesulitan pengobatan
juga telah dilewati. Semua orang menunggu hari suksesnya Yu Yuan.
Ada
seorang teman di-email bahkan menulis: "Yu Yuan anakku yang tercinta
saya mengharapkan kesembuhanmu dan keluar dari rumah sakit. Saya
mendoakanmu cepat kembali ke sekolah. Saya mendambakanmu bisa tumbuh
besar dan sehat. Yu Yuan anakku tercinta."
Pada
tanggal 21 Juni, Yu Yuan yang telah melepaskan pengobatan dan menunggu
kematian akhirnya dibawa kembali ke ibu kota. Dana yang sudah
terkumpul, membuat jiwa yang lemah ini memiliki harapan dan alasan
untuk terus bertahan hidup. Yu Yuan akhirnya menerima pengobatan dan
dia sangat menderita didalam sebuah pintu kaca tempat dia berobat. Yu
Yuan kemudian berbaring di ranjang untuk diinfus. Ketegaran anak kecil
ini membuat semua orang kagumpadanya. Dokter yang menangani dia, Shii
Min berkata, dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang
sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering sekali muntah.
Tetapi Yu Yuan tidak pernah mengeluh. Pada saat pertama kali melakukan
pemeriksaan sumsum tulang belakang, jarum suntik ditusukkan dari depan
dadanya, tetapi Yu Yuan tidak menangis dan juga tidak berteriak, bahkan
tidak meneteskan air mata. Yu yuan yang dari lahir sampai maut
menjemput tidak pernah mendapat kasih sayangseorang ibu. Pada saat dokter Shii Min menawarkan Yu Yuan untuk menjadi
anak perempuannya. Air mata Yu Yuan pun mengalir tak terbendung.
Hari
kedua saat dokter Shii Min datang, Yu Yuan dengan malu-malu memanggil
dengan sebutan Shii Mama. Pertama kalinya mendengar suara itu, Shii Min
kaget, dan kemudian dengan tersenyum dan menjawab, "Anak yang baik".
Semua orang mendambakan sebuah keajaiban dan menunggu momen dimana Yu
Yuan hidup dan sembuh kembali. Banyak masyarakat datang untuk menjenguk
Yu Yuan dan banyak orang menanyakan kabar Yu Yuan dari email. Selama
dua bulan Yu Yuan melakukan terapi dan telah berjuang menerobos
sembilan pintu maut. Pernah mengalami pendarahan dipencernaan dan
selalu selamat dari bencana. Sampai akhirnya darah putih dari tubuh Yu
Yuan sudah bisa terkontrol. Semua orang-orang pun menunggu kabar baik
dari kesembuhan Yu Yuan.
Tetapi
efek samping yang dikeluarkan oleh obat-obat terapi sangatlah
menakutkan, apalagi dibandingkan dengan anak-anak leukemia yang lain.
Fisik Yu Yuan jauh sangat lemah. Setelah melewati operasi tersebut
fisik Yu Yuan semakin lemah.
Pada
tanggal 20 agustus, Yu Yuan bertanya kepada wartawan Fu Yuan: "Tante
kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya? Tanya Yu Yuan kepada
wartawan tersebut.Wartawan tersebut menjawab, karena mereka semua
adalah orang yang baik hati". Yu Yuan kemudia berkata : "Tante saya
juga mau menjadi orang yang baik hati". Wartawan itupun menjawab, "Kamu
memang orang yang baik. Orang baik harus saling membantu agar bisa
berubah menjadi semakin baik". Yu yuan dari bawah bantal tidurnya
mengambil sebuah buku, dan diberikan kepada ke Fu Yuan. "Tante ini
adalah surat wasiat saya."
Fu
yuan kaget, sekali membuka dan melihat surat tersebut ternyata Yu Yuan
telah mengatur tentang pengaturan pemakamannya sendiri. Ini adalah
seorang anak yang berumur delapan tahun yang sedang menghadapi sebuah
kematian dan diatas ranjang menulis tiga halaman surat wasiat dan
dibagi menjadi enam bagian, dengan pembukaan, tante Fu Yuan, dan
diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan.
Dalam
satu artikel itu nama Fu Yuan muncul tujuh kali dan masih ada sembilan
sebutan singkat tante wartawan. Dibelakang ada enam belas sebutan dan
ini adalah kata setelah Yu Yuan meninggal. Tolong,..... .. Dan dia juga
ingin menyatakan terima kasih serta selamat tinggal kepada orang-orang
yang selama ini telah memperhatikan dia lewat surat kabar. "Sampai
jumpa tante, kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan
sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya.
Dan katakana ini juga pada pemimpin palang merah.
Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada
orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh". Surat
wasiat ini membuat Fu Yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi
pipinya.
Saya
pernah datang, saya sangat patuh, demikianlah kata-kata yang keluar
dari bibir Yu Yuan. Pada tanggal 22 agustus, karena pendarahan
dipencernaan hampir satu bulan, Yu Yuan tidak bisa makan dan hanya bisa
mengandalkan infus untuk bertahan hidup. Mula-mulanya
berusaha mencuri makan, Yu Yuan mengambil mie instant dan memakannya.
Hal ini membuat pendarahan di pencernaan Yu Yuan semakin parah. Dokter
dan perawat pun secepatnya memberikan pertolongan darurat dan memberi
infus dan transfer darah setelah melihat pendarahan Yu Yuan yang sangat
hebat. Dokter dan para perawat pun ikut menangis. Semua orang ingin
membantu meringankan pederitaannya. Tetapi tetap tidak bisa
membantunya. Yu Yuan yang telah menderita karena penyakit tersebut
akhirnya meninggal dengan tenang. Semua orang tidak bisa menerima
kenyataan ini melihat malaikat kecil yang cantik yang suci bagaikan
air. Sungguh telah pergi kedunia lain.
Dikecamatan
She Chuan, sebuah email pun dipenuhi tangisan menghantar kepergian Yu
Yuan. Banyak yang mengirimkan ucapan turut berduka citadengan karangan
bunga yang ditumpuk setinggi gunung. Ada seorang pemuda berkata dengan
pelan "Anak kecil, kamu sebenarnya adalah malaikat kecil diatas langit,
kepakanlah kedua sayapmu. Terbanglah.. ......... ...." demikian
kata-kata dari seorang pemuda tersebut.
Pada
tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu Yuan dilaksanakan saat hujan gerimis.
Didepan rumah duka, banyak orang-orang berdiri dan menangis mengantar
kepergian Yu Yuan. Mereka adalah papa mama Yu Yuan yang tidak dikenal
oleh Yu Yuan semasa hidupnya. Demi Yu Yuan yang menderita karena
leukemia dan melepaskan pengobatan demi orang lain, maka datanglah papa
mama dari berbagai daerah yang diam-diam mengantarkan kepergian Yu Yuan.
Didepan
kuburannya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Diatas
batu nisannya tertulis, "Aku pernah datang dan aku sangat patuh" (30
nov 1996- 22 agus 2005). Dan dibelakangnya terukir perjalanan singkat
riwayat hidup Yu Yuan. Dua kalimat terakhir adalah disaat dia masih
hidup telah menerima kehangatan dari dunia. Beristirahatlah gadis
kecilku, nirwana akan menjadi lebih ceria dengan adanya dirimu.
Sesuai
pesan dari Yu Yuan, sisa dana 540.000 dolar tersebut disumbangkan
kepada anak-anak penderita luekimia lainnya. Tujuh anak yang menerima bantuan danaYu Yuan itu adalah : Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu
Jie, Gao Jian, Wang Jie. Tujuh anak kecil yang kasihan ini semua
berasal dari keluarga tidak mampu. Mereka adalah anak-anak miskin yang
berjuang melawan kematian.
Pada tanggal 24 September,
anak pertama yang menerima bantuan dari YuYuan di rumah sakit Hua Xi
berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengambang pun terlukis
diraut wajah anak tersebut. "Saya telah menerima bantuan dari kehidupan
Anda, terima kasih adik Yu Yuan kamu pasti sedang melihat kami diatas
sana. Jangan risau, kelak di batu nisan, kami juga akan mengukirnya
dengan kata-kata "Aku pernah datang dan aku sangat patuh".





Kesimpulan:
Demikianlah
sebuah kisah yang sangat menggugah hati kita. Seorang anak kecil yang
berjuang bertahan hidup dan akhirnya harus menghadapi kematian akibat
sakit yang dideritanya. Dengan kepolosan dan ketulusan serta baktinya
kepada orang tuanya, akhirnya mendapatkan respon yang luar biasa dari
kalangan Dunia.
Walaupun hidup serba kekurangan, Dia bisa memberikan kasihnya terhadap sesama.
Inilah
contoh yang seharusnya kita pun mampu melakukan hal yang sama, berbuat
sesuatu yang bermakna bagi sesama, memberikan sedikit kehangatan dan
perhatian kepada orang yang membutuhkan. Pribadi dan hati seperti
inilah yang dinamakan pribadi seorang Pengasih.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukkan tanggapan kamu tentang artikel ini