lihat label kepribadian

Label

Minggu, 12 Desember 2010

Ketika mereka tidur


Pernahkah anda menatap orang-orang
yang anda sayang saat mereka sedang tidur?
Kalau belum, cubalah sekali saja menatap
mereka saat sedang tidur....

Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling
wajar dan paling jujur dari seseorang.

Seorang artis yang ketika di panggung
begitu cantik dan gemerlap pun
akan tampak polos dan jauh
berbeza jika ia sedang tidur.

Orang paling kejam di dunia pun
jika ia sudah tidur tak akan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah anda
saat beliau sedang tidur.
Sedarilah, betapa badan yang dulu kuat
dan gagah itu kini semakin tua dan lemah,
betapa rambut-rambut putih
mulai menghiasi kepalanya,
betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya.
Orang inilah yang tiap hari bekerja keras
untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya.
Orang inilah, rela melakukan apa saja asal
perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.

Sekarang, beralihlah. …
Lihatlah ibu anda….
Hmm…kulitnya mulai keriput dan tangan
yang dulu halus membelai- belai
tubuh bayi kita itu kini kasar kerana
menempuhi kehidupan yang mencabar demi kita.
Orang inilah yang tiap hari
menguruskan keperluan kita.
Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan
membebeli kita semata- mata
kerana rasa kasih dan sayang,
dan sayangnya, itu sering kita salah ertikan.

Cubalah menatap wajah orang-orang
yang kita cintai..sayangi itu…
Ayah, Ibu, Suami,
Isteri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat,
Semuanya…

Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya.
Rasakanlah energi cinta yang mengalir
perlahan-lahan
saat menatap wajah mereka yang terlelap itu.
Rasakanlah getaran cinta yang mengalir
deras ketika mengingat betapa
banyaknya pengorbanan yang telah
dilakukan orang-orang itu untuk
kebahagiaan anda. Pengorbanan yang kadang-kadang tertutupi oleh
salah faham kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar.

Secara ajaib Tuhan mengatur agar
pengorbanan itu akan tampak lagi
melalui wajah-wajah jujur mereka
saat sedang tidur.
Pengorbanan yang kadang melelahkan
serta memenatkan mereka
namun enggan mereka ungkapkan.
Dan ekspresi wajah ketika tidur pun
membantu untuk mengungkap segalanya.
Tanpa kata, tanpa suara dia
berkata… “betapa lelahnya..penatnya aku hari ini”.
Dan penyebab lelah dan penat itu?
Untuk siapa dia berpenat lelah
Tak lain adalah
KITA…..

Suami yang bekerja keras mencari nafkah,
isteri yang bekerja keras mengurus dan
mendidik anak, juga rumah.
Kakak, adik, anak, dan sahabat yang
telah menemani hari-hari suka dan duka
bersama kita.

Resapilah kenangan-kenangan manis dan
pahit yang pernah terjadi dengan
menatap wajah-wajah mereka.
Rasakanlah betapa kebahagiaan dan
rasa terharu seketika menerpa jika
mengingat itu semua.

Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika
esok mereka “orang-orang terkasih &
tersayang itu” tak lagi membuka matanya,
untuk selama2nya …………



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukkan tanggapan kamu tentang artikel ini